Wednesday, 21 September 2011

Kisah Nabi Musa (5)

Musa diperintahkan berdakwah kepada Firaun

Raja Firaun yang telah berkuasa di Mesir telah lama menjalankan pemerintahan yang zalim, kejam dan ganas. Rakyatnya yang terdiri dari bangsa Mesir yang merupakan penduduk peribumi dan bangsa Israel merupakan golongan pendatang, hidup dalam penindasan, tidak selamat samada nyawa serta harta bendanya.

Tindakan pemerintahan terutamanya kepada Bani Israel yang tidak memberi peluang kepada mereka untuk merasa tenang dan tenteram. Mereka dipaksa bekerja sebagai buruh paksa dan dikehendaki membayar pelbagai cukai yang tidak dikenakan terhadap penduduk bangsa mesir sendiri.

Selain kezaliman, kekejaman, penindasan dan pemerasan yang dilakukan oleh Firaun atas rakyatnya, terutama kaum Bani Israel. ia mengaku dirinya sebagai tuhan yang harus disembah dan dipuja. Dengan demikian ia membawa rakyatnya ke jalan yang sesat, sehingga makin dalamlah mereka terjerumus ke lembah kemaksiatan dan kerosakan moral dan akhlak.

Ketika di bukit Thur Sina Allah memerintahkan Musa untuk berjumpa Firaun dan mengenalkan dirinya sebagai Rasul-Nya, mengajakkan beriman kepada Allah, menyedarkan dirinya bahwa ia adalah makhluk Allah sebagaimana lain-lain rakyatnya, yang tidak sepatutnya menuntut orang menyembahnya sebagai tuhan dan bahawa Tuhan yang wajib disembah olehnya dan oleh semua manusia adalah Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta ini.

Nabi Musa dalam perjalanannya menuju kota Mesir setelah meninggalkan Madyan, selalu dibayang oleh ketakutan kalau-kalau peristiwa pembunuhan yang telah dilakukan sepuluh tahun yang lalu itu, belum dilupakan dan masih belum hilang dari ingatan para pembesar kerajaan Firaun. Ia tidak mengabaikan kemungkinan bahwa mrk mungkin akan melakukan pembalasan terhadap perbuatan yang tidak sengajanya itu dengan hukuman bunuh ke atas dirinya  Terdorong rasa rindunya yang teramat sangat kepada tanah tumpah darahnya, beliau memberanikan diri kembali ke Mesir tanpa mempedulikan akibat yang mungkin akan dihadapi.

Pada waktu bertolak dari Madyan dan selama perjalanannya ke Thur Sina. Nabi Musa dibayangi rasa takut akan pembalasan Firaun, Maka dengan perintah Allah yang berfirman maksudnya :~
"Pergilah engkau ke Firaun, sesungguhnya ia telah melampaui batas". Segala bayangan itu dilempar jauh-jauh dari fikirannya dan bertekad akan melaksanakan perintah Allah menghadapi Firaun apa pun akan terjadi pada dirinya. Hanya untuk menenterankan hatinya berucaplah Musa kepada Allah: "Aku telah membunuh seorang drp mereka , maka aku khuatir mereka akan membalas membunuhku, berikanlah seorang pembantu dari keluargaku sendiri, yaitu saudaraku Harun untuk menyertaiku dalam melakukan tugasku meneguhkan hatiku dan menguatkan tekadku menghadapi orang-orang kafir itu apalagi Harun saudaraku itu lebih petah {lancar} lidahnya dan lebih cekap daripada diriku untuk berdebat dan bermujadalah."

Allah berkenan mengabulkan permohonan Musa, maka digerakkanlah hati Harun yang ketika itu masih berada di Mesir untuk pergi menemui Musa mendampinginya dan bersama-sama pergilah mereka ke istana Firaun dengan diiringi firman Allah: "Janganlah kamu berdua takut dan khuatir akan disiksa oleh Firaun. Aku menyertai kamu berdua dan Aku mendengar serta melihat dan mengetaui apa yang akan terjadi antara kamu dan Firaun. Berdakwahlah kamu kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut sedarkanlah ia dengan kesesatannya dan ajaklah ia beriman dan bertauhid, meninggalkan kezalimannya dan kecongkakannya kalau-kalau dengan sikap yang lemah lembut daripada kamu berdua ia akan ingat pada kesesatan dirinya dan takut akan akibat kesombongan dan kebongkakannya."

No comments:

Post a Comment